Agni Tri Nubuwati - Pemuja Rahasia (SO7) (via +YouTube )
http://www.youtube.com/watch?v=P2HD9n1VlH8
Kamis, 28 Februari 2013
Rabu, 27 Februari 2013
[Alyssa] "Quidproquo" (Sinopsis) - Cerpen Cagni Version
Title : [Alyssa] “Quidproquo”
Author : Laili Rizqiani (@LeelyRZQ on
twitter)
Genre : Romantic
Cast : Alyssa Umari
: Agnia Umari
: Cakka Nuraga
: Oik Ramdlani
: (Ray, Acha, Zevana, etc.)
Sinopsis
IN
MEMORIAM
ALYSSA
UMARI
12
December 2010
Cakka menatap selebaran yang terpasang
di madding SMA Dorkzilla. ‘Alyssa Umari’, gadisnya yang amat ia sayangi. Tapi
sayangnya gadis itu telah pergi, selamanya..
Tidak!
“Mungkin gadis itu tidak pergi! Lebih
tepatnya belum!
Cerpen - Rain (RiFy Version)
Rain
:
Alyssa Saufika Umari
:
Gabriel Steven Damanik
:
Cakka Kawekas Nuraga
Genre :
Romantic
Rio duduk di
kamarnya menghadap jendela. Menatap setiap tetes air yang jatuh membasahi bumi
dengan penuh amarah. Tapi tetap saja, Rio hanya bisa diam. Hujan itu takdir,
dan Rio tak mungkin bisa mengubahnya.
Malam sudah
larut, tapi hujan tak kunjung berhenti.Rio kalut di kamarnya. Mestinya ia pergi
hari ini bersama Cakka dan Gabriel. Tapi hujan membatalkan semua rencananya.Sebenarnya,
bisa saja Rio menerobos hujan dan pergi ke rumah Gabriel. Tapi ketika mengingat
bahwa hujan pernah menghilangkan nyawa Agni, adiknya, ia mengurungkan niatnya
itu.
Jam dinding
di kamarnya menunjukkan pukul 22.00 WIB, gemuruh hujan masih terdengar, membuat
Rio semakin kesal. “Nungguin hujan reda tuh kayak nungguin jodoh. Pasti, tapi
nggak tau kapan datengnya.”Akhirnya ia memutuskan untuk pergi tidur.
**
Pukul 05.00
WIB, Rio baru bangun dari tidurnya. Ia menyambar handuk dan langsung meluncur
ke kamar mandi. 20 menit kemudian ia sudah siap dengan seragam putih abu-abu
yang membalut rapi tubuhnya. Rio menyisir rambutnya, Spike style.
Rio memakan
nasi goreng buatan Ibunya dengan dengan lahap, tentu saja bersama kedua orang
tuanya.Ayah Rio seorang direktur, sementara Ibunya pemilik sebuah butik yang
cukup terkenal.Keluarga yang bahagia, hanya saja semenjak kepergian Agni, kedua
orang tua Rio lebih sibuk dengan urusannya.
Seusai
sarapan Rio berpamitan kepada kedua orang tuanya, lalu pergi ke sekolah dengan
motor kepunyaannya.
**
“Yo, kemaren
kenapa lo nggak jadi dateng?” Tanya Gabriel ketika mereka bertemu di depan
kelas. “Sorry, Yel. Kemaren kan ujan.” Jawab Rio. “Etdahh, Yo.Si Cakka udah
nungguin lo juga, sampe-sampe semalem dia nginep di rumah gue.”Sahut Gabriel
lagi.
“Terus
sekarang Cakka mana?Kok belom nongol?” Tanya Rio memeriksa sekeliling, biasanya
setiap pagi Cakka suka iseng mengganggu siswi-siswi yang lewat depan kelasnya.“Tuh
anak belom dateng.Tadi dari rumah gue pulang dulu, mo ganti katanya.” Jawab
Gabriel.Rio membulatkan bibirnya tanpa bersuara sebagai jawaban.
5 menit
kemudian, orang yang ditunggu akhirnya datang.Cakka masuk ke kelas dengan wajah
ceria seperti biasanya.“Pagi, Yo!Pagi, Yel!” sapa Cakka pada dua sahabatnya.
“Lama bener lo, Kka. Ngapain aja sih di rumah?”Tanya Iel sedikit kesal.“Hehee
nggak penting.Tadi tuh yaa, gue ketemu ama cewek.Behhh, senyumnya, Yel.
Maniiissssss banget!” sahut Cakka nggak nyambung.
“Halah
absurd! Siapa sih cewek yang nggak lo katain manis lah, cakep lah! Cakep
menurut lo belum tentu cakep menurut gue!” protes Iel.Rio mengangguk
setuju.“Bener tuh, Yel. Kka, Shilla tuh!”Rio menunjuk seorang cewek yang baru
saja masuk kelas.Cakka langsung menoleh, lalu menghampiri gadis bernama Shilla
itu.
“Selamat
pagi, Shilla.”Ujar Cakka sok cool.Sementara gadis yang disapa hanya menanggapi
dengan senyum tipis.
**
Rio terjebak hujan saat hendak
menuju rumah Gabriel hari ini.Ia memilih menghentikan motornya di sebuah halte
untuk berteduh. Rio duduk sendiri di sebuah bangku panjang sembari menunggu
hujan reda.Hal yang sangat membosankan baginya.
Dalam kesendiriannya, Rio melihat
seorang gadis yang berjalan di tengah hujan.Gadis itu menari diantara derasnya
air hujan.Gadis itu terlihat bahagia, tak seperti dirinya yang tersiksa dengan
hadirnya hujan ini.
Emosi Rio tersulut, ia teringat Agni.
Dulu Agni sangat senang bila hujan turun.Agni selalu mengajak Rio untuk bermain
di luar rumah.Sampai suatu hari, hujan juga lah yang merenggut nyawa adiknya
itu.
Rio menghampiri gadis itu dan
menyeretnya dengan kasar menuju halte.“Nggak usah main hujan, ntar lo bisa
sakit.”Kata Rio dingin.Setelah berkata demikian, Rio pergi dengan motornya.Tak
peduli hujan yang membasahi tubuhnya.Ia ingin segera meninggalkan halte dan kembali
ke rumahnya.
Gadis itu hanya diam, bingung
dengan sikap Rio yang tiba-tiba menyeretnya, lalu meninggalkannya pergi begitu
saja.
Rio sampai di rumahnya, badannya
basah kuyup karena air hujan.Ia langsung mengganti bajunya, bukan karena hawa
dingin yang akan membuatnya masuk angin, tapi karena hujan selalu
mengingatkannya pada almarhum Agni.
Rio duduk di balkon kamarnya, ia
menelepon Gabriel.
“Hallo, Yel?”
“Hallo, lo dimana, Yo?” jawab
Gabriel dari seberang, suaranya membaur dengan suara gemericik air.
“Gue nggak jadi ke rumah lo.
Ujannya deres nih! Sorry.” sesal Rio.
“Elaahh!Gimana sih lo, Yo!”
“Udah deh lo nggak usah banyak
omong! Mending lo sama Cakka aja deh yang ke rumah gue. Mobil lo di rumah kan?”
Tanya Rio.
“Yaudin bentar lagi gue ke sana!”
putus Gabriel.Lalu menutup telepon.
**
Rio, Cakka, dan Gabriel baru saja
keluar dari kelas mereka. Ternyata di luar hujan.“Ashh hujan!” umpat Rio
kesal.“Lo kenapa sih, Yo?Takut amat sama hujan?” Tanya Cakka. “Jangan-jangan lo
kalo kena air hujan berubah jadi putri duyung ya, Yo?” timpal Gabriel asal.
“Sialan lo pada!Ngaco aja lo!”Rio menoyor pelan kepala kedua sahabatnya itu.
“Gue pulang ntar deh nunggu ujannya
reda.Lo balik duluan juga nggak apa-apa!” kata Rio lemah.“Nggak deh! Kasian gue
sama lo. Ntar lo ilang lagi.”
Rio, Cakka, dan Gabriel duduk di
bangku yang ada di depan kelas mereka sambil bercanda. Beberapa siswa
berlalulalang di depan mereka untuk pulang.
“cewek itu?” gumam Rio lirih.
-lagi— Rio mendapati gadis yang
kemarin ia temui sedang bermain hujan. Lagi-lagi emosi Rio terpancing.“Yel,
pinjem mobil lo!Ntar gue balik ke sini lagi.”Ucap Rio dingin.Gabriel segera
memberikan kunci mobilnya pada Rio, dan Rio langsung pergi.
Rio menghampiri gadis itu, menarik
tangannya dan membawanya ke mobil Gabriel.Rio memaksanya masuk agar tak
kehujanan.Rio juga ikut masuk lewat sisi mobil yang satunya.Rio menghidupkan
mesin lalu membawa gadis itu meninggalkan sekolah.
Rio membawa gadis itu ke halte yang
kemarin.“Udah gue bilang jangan ujan-ujanan.Ntar lo sakit!” ucap Rio penuh
penekanan pada setiap katanya.Dan lagi-lagi, gadis itu hanya diam tak mengerti
dengan sikap Rio.
Rio meninggalkannya sendiri di
halte dan kembali pergi ke sekolah menemui Gabriel dan Cakka.
“Dari mana lo, Yo?”Tanya Gabriel
ketika Rio kembali.“Badan lo basah, Yo.Tapi kok lo nggak jadi duyung?”Cakka
menambahi.“Tau deh!Gue mo balik!” sahut Rio, lalu meninggalkan kedua sahabatnya
itu. Meninggalkan sekolah dengan motor dan mererobos hujan yang semakin deras.
**
“Itu cowok siapa sih?Apa banget
coba nyeret-nyeret gue?!”Gadis itu duduk di bangku panjang di halte. “Kayaknya
ujanna bakal lama nih?” katanya lagi, melihat jam yang melingkar di pergelangan
tangannya. Pukul 15.00.
“Mending gue pulang aja deh!”
**
Rio berjalan menuju ruang tengah
sembari mengeringkan rambutnya yang basah.“Jadi cewek itu satu sekolah sama
gue?Tapi kok gue nggak pernah liet dia?” pikir Rio. “Nggak tau kenapa kalo gue
liet dia, gue jadi inget sama lo, Ag!” Rio mengambil foto Agni yang diletakkan
di buffet. Pandangannya menerawang.
Diluar masih hujan, Rio duduk di
sofa sendirian. “Gue suruh Iel sama Cakka kesini aja kali ya..”Rio mengambil
handphone dan mencari kontak bernama “Gabriel.” Lalu menakan tombol dial.
“Halo, Yel?”
“Kenapa, Yo?”
“Lo dimana?Ke rumah gue deh!” jawab
Rio.
“Youdah bentar lagi gue kesana.Gue
masih di tempat Cakka nih!” sahut Gabriel lewat telepon.“Oke!” kata Rio, lalu
menutup telepon.
**
“Lagi-lagi hujan! Gimana pulangnya
nih?!” umpat Rio kesal. “Trobos aja, Yo!Kena ujan sekali lo nggak bakal sakit
ini.” Sahut Gabriel. “Iya, Yo.Takut amat lo ama hujan!” sambar Cakka yang
berada di sampingnya.
“Bukan karena itu, tapi .. “
“Cewek itu lagi?!” pikir Rio
kesal.“Gue duluan!” kata Rio tiba-tiba dan pergi begitu saja meninggalkan Cakka
dan Gabriel yang masih bercanda di koridor.
Rio mendatangi gadis yang sedang
bermain hujan di lapangan tanpa payung ataupun jas hujan.Sebagian tubuh gadis
itu sudah basah oleh air hujan.Rio langsung menyeret gadis itu dan
memboncengkannya dengan motor.
Sampai di halte tempat mereka
pertama bertemu, Rio menghentikan motornya dan menurunkan gadis itu.“Udah gue
bilang berapa kali sih?!Nggak usah ujan-ujanan, ntar lo sakit!” bentak Rio pada
gadis di depannya.
Gadis itu menatap Rio tak heran,
“lagian lo siapa sih nglarang-nglarang gue?!Kenal juga enggak!” sahut gadis
itu.Mendadak Rio speechless, dipandanginya gadis di depannya itu penuh amarah.
“Ify?” tiba-tiba terdengar sebuah
suara.Gadis itu menoleh ke arah suara, “Kak Alvin?” ucap gadis itu. “Gue nggak
kenal lo, dan lo nggak usah ngatur-ngatur gue lagi!” bentak Ify pada Rio lalu
meninggalkan Rio dan menghampiri orang yang ia panggil Alvin itu.
Rio masih speechlees, ia tak bisa
berkata apa-apa. “Jadi namanya Ify?Salah gue juga sih, ngapain juga gue
ngatur-ngatur dia.”Rio membatin.“ARGHHH!”
**
Seminggu setelah kejadian itu, Rio
mencoba bersikap acuh pada Ify yang masih sering terlihat bermain hujan di
lapangan, atau berpapasan bertemu di koridor. Seperti biasa, saat
istirahat Rio, Cakka dan Gabriel sedang
duduk di kantin.
“Kayaknya mo ujan nih! Ntar latihan
basketnya dimana, Yo?”Tanya Gabriel setelah melihat langit yang mulai
gelap.“Ntar nyari lapangan indoor yang kosong aja.”Jawab Rio singkat.Gabriel
mengangguk setuju, sementara Cakka terlihat asyik dengan makanannya.
‘Glekkk’
Tiba-tiba Cakka tersedak, “apaan
sih lo, Kka?!” ucap Gabriel gusar. “Sorry, Yel. Tuh liet, cewek yang waktu itu
gue liet!” Cakka menunjuk beberapa cewek yang sedang berada di pintu kantin.Rio
dan Gabriel mengikuti arah pandang Cakka.
“Yang mana, Kka?”Tanya Gabriel
antusias.
“Itu yang tengah, pakek pita
biru.”Cakka menjelaskan.“Wah iya!Gilaa cakep banget tuh cewek!” seru Gabriel.
“Oh itu, itu sih Ify!” sahut Rio, stay cool.
“Hah?! Lo tau dari mana, Yo?
**
Malamini hujan tidak turun, langit
terlihat berbintang.Rio, Gabriel dan Cakka sedang berada di kamar Rio. Rio
sedang bermain game dengan laptopnya, Gabriel duduk di balkon, dan Cakka
bermain gitar.
“Woy, bukannya itu Ify ya?”seru
Gabriel tiba-tiba. Cakka yang duduk di kasur langsung melompat menghampiri
Gabriel.“Wah iya, mo kemana tuh? Samperin yuk, Yel!”
Cakka dan Gabriel meninggalkan
kamar Rio dan turun menghampiri Ify. Rio hanya berpindah posisi untuk melihat
apa yang Cakka dan Gabriel lakukan. Ia duduk di balkon kamarnya. Tiba-tiba Rio
teringat Agni adiknya.
Dari balkon kamarnya, Rio bisa
melihat Cakka dan Gabriel yang tampak berbincang-bincang dengan Ify.Rio hanya
tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
**
Rio berjalan sendiri menuju kantin
sekolahnya karena Cakka dan Gabriel sudah lebih dulu berada disana. Tak sengaja
saat berkoridor, ia berpapasan dengan Ify. Rio menatap Ify tajam, lagi-lagi
wajah Ify mengingatkannya pada Agni.
Ify membalas sinis tatapan Rio,
sampai-sampai ia tak memperhatikan jalannya. Alhasil Ify menabrak tiang dan membuat
tumpukkan kertas yang dibawanya jatuh berhamburan.Ify langsung memungut semua
kertas-kertas itu.Rio tak tega juga melihat Ify kesulitan mengumpulkan semua
kertas-kertas itu.
Rio berjongkok di depan Ify sambil
membantu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan. Tatapan mereka bertemu,
tatapan Rio masih tejam.Tapi lama-lama kedua tatapan itu berubah menjadi
tatapan lembut yang menenangkan.
“Thanks yaa ..” kata Ify setelah
semua kertas itu kembali di tangannya. Rio mengangguk dan tersenyum, lalu
meninggalkan Ify.
**
“Tatapan itu mirip punya lo,
Ag!”Rio menatap dalam-dalam foto adiknya.
Tok
tok tok
Terdengar suara pintu yang diketuk
seseorang, Rio bergegas menghampiri pintu dan membukanya. Ternyata Ify berdiri
di depan pintu seraya tersenyum, “Ify?” Rio menyergitkan dahi.“Duduk dulu,
Fy!”Rio mempersilahkan Ify duduk.
“Bentar ya” kata Rio tepatnya
meminta izin. Lalu ia masuk ke rumahnya untuk meminta Mbak Sum mengantarkan
minuman.
Rio dan Ify bercanda di teras rumah
Rio, banyak hal yang mereka bicarakan. “Maen yuk, Yo! Bosen duduk mulu!” ajak
Ify.Rio mengangguk setuju.Lalu mereka berdua pergi meninggalkan rumah Rio dan
berjalan-jalan di sekitar komplek perumahan.
Awan hitam mulai menutupi birunya
langit.Rio menatap cemas.Ify menyadari perubahan muka Rio, lalu bertanya.
“Kenapa, Yo?” Tanya Ify hati-hati.“Eh, enggak kok!” terang Rio bohong.Ify hanya
membulatkan bibirnya tanpa bersuara.Kemudian mereka melanjutkan jalan-jalannya.
Tiba-tiba hujan mulai turun
membasahi bumi.Ify terlihat girang dengan kehadiran hujan, tapi Rio?Wajahnya
dingin, tangannya mengeras. “Gue balik dulu ya, Fy!” kata Rio hendak pergi.
Tapi dengan cepat Ify memegang tangan Rio.
“Hujan nggak seburuk yang kamu
kira, Yo!” ucap Ify lembut, suaranya samar diantara suara hujan. Rio menatap
Ify tak mengerti.“Ikut aku!”
Ify mengajak Rio ke sebuah taman,
“hujannya nggak deras kok. Paling bentar lagi juga reda.” Kata Ify, Rio masih
belum mengerti.
Benar saja! Tak lama kemudian hujan
mulai berhenti, langit terlihat cerah kembali dan matahari sepertinya juga
hendak menampakkan sinarnya kembali. “Kamu tau kenapa aku suka banget sama
hujan?” Tanya Ify.Rio menggeleng.
“Kamu lihat itu!”Ify menengadah,
tangannya menunjuk langit.Rio mengikuti arah pandang Ify.Rio melihat beberapa
warna terlukis disana.“Rainbow?” seru Rio.
“Iya! Aku suka hujan karena setelah
itu akan ada rainbow. Indah kan, Yo?”
Tanpa sadar Rio mengangguk
menyetujui pernyataan Ify.“Mulai sekarang, kamu nggak boleh takut lagi sama
hujan, Yo! Karena hujan itu anugrah, Yo! Kamu harus tau itu.”
Rio menatap Ify dalam-dalam,
“makasih Fy, kamu udah nyembuhin aku dari trauma itu.” Batin Rio tersenyum.
**
Hy, Ag! Apa kabar? : )
Kenalin Ag. Dia Ify pacar gue, cantik kan? Hahaa
Oiya, Ag! Lo masih suka sama hujan? Lo emang bener, hujan itu indah!
Ify nyadarin gue tentang itu.Gue janji, Ag. Gue bakal jagain Ify, gue nggak
akan biarin dia pergi dari sisi gue. Dan kita bakal liet rainbow bareng-bareng,
lo ikut juga ya? Hehee
Love you :*
Your brother
Langganan:
Postingan (Atom)