Rabu, 27 Februari 2013

[Alyssa] "Quidproquo" (Sinopsis) - Cerpen Cagni Version


Title              : [Alyssa] “Quidproquo”
Author          : Laili Rizqiani (@LeelyRZQ on twitter)
Genre           : Romantic
Cast             : Alyssa Umari
                   : Agnia Umari
                   : Cakka Nuraga
                   : Oik Ramdlani
                   : (Ray, Acha, Zevana, etc.)

Sinopsis

IN MEMORIAM
ALYSSA UMARI
12 December 2010

          Cakka menatap selebaran yang terpasang di madding SMA Dorkzilla. ‘Alyssa Umari’, gadisnya yang amat ia sayangi. Tapi sayangnya gadis itu telah pergi, selamanya..

          Tidak!

          “Mungkin gadis itu tidak pergi! Lebih tepatnya belum!





Cerpen - Rain (RiFy Version)


Rain

Cast             : Mario Stevano Aditya Haling
                   : Alyssa Saufika Umari
                   : Gabriel Steven Damanik
                   : Cakka Kawekas Nuraga
Genre           : Romantic

          Rio duduk di kamarnya menghadap jendela. Menatap setiap tetes air yang jatuh membasahi bumi dengan penuh amarah. Tapi tetap saja, Rio hanya bisa diam. Hujan itu takdir, dan Rio tak mungkin bisa mengubahnya.
          Malam sudah larut, tapi hujan tak kunjung berhenti.Rio kalut di kamarnya. Mestinya ia pergi hari ini bersama Cakka dan Gabriel. Tapi hujan membatalkan semua rencananya.Sebenarnya, bisa saja Rio menerobos hujan dan pergi ke rumah Gabriel. Tapi ketika mengingat bahwa hujan pernah menghilangkan nyawa Agni, adiknya, ia mengurungkan niatnya itu.
          Jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 22.00 WIB, gemuruh hujan masih terdengar, membuat Rio semakin kesal. “Nungguin hujan reda tuh kayak nungguin jodoh. Pasti, tapi nggak tau kapan datengnya.”Akhirnya ia memutuskan untuk pergi tidur.

**
          Pukul 05.00 WIB, Rio baru bangun dari tidurnya. Ia menyambar handuk dan langsung meluncur ke kamar mandi. 20 menit kemudian ia sudah siap dengan seragam putih abu-abu yang membalut rapi tubuhnya. Rio menyisir rambutnya, Spike style.
          Rio memakan nasi goreng buatan Ibunya dengan dengan lahap, tentu saja bersama kedua orang tuanya.Ayah Rio seorang direktur, sementara Ibunya pemilik sebuah butik yang cukup terkenal.Keluarga yang bahagia, hanya saja semenjak kepergian Agni, kedua orang tua Rio lebih sibuk dengan urusannya.
          Seusai sarapan Rio berpamitan kepada kedua orang tuanya, lalu pergi ke sekolah dengan motor kepunyaannya.

**
          “Yo, kemaren kenapa lo nggak jadi dateng?” Tanya Gabriel ketika mereka bertemu di depan kelas. “Sorry, Yel. Kemaren kan ujan.” Jawab Rio. “Etdahh, Yo.Si Cakka udah nungguin lo juga, sampe-sampe semalem dia nginep di rumah gue.”Sahut Gabriel lagi.
          “Terus sekarang Cakka mana?Kok belom nongol?” Tanya Rio memeriksa sekeliling, biasanya setiap pagi Cakka suka iseng mengganggu siswi-siswi yang lewat depan kelasnya.“Tuh anak belom dateng.Tadi dari rumah gue pulang dulu, mo ganti katanya.” Jawab Gabriel.Rio membulatkan bibirnya tanpa bersuara sebagai jawaban.
          5 menit kemudian, orang yang ditunggu akhirnya datang.Cakka masuk ke kelas dengan wajah ceria seperti biasanya.“Pagi, Yo!Pagi, Yel!” sapa Cakka pada dua sahabatnya. “Lama bener lo, Kka. Ngapain aja sih di rumah?”Tanya Iel sedikit kesal.“Hehee nggak penting.Tadi tuh yaa, gue ketemu ama cewek.Behhh, senyumnya, Yel. Maniiissssss banget!” sahut Cakka nggak nyambung.
          “Halah absurd! Siapa sih cewek yang nggak lo katain manis lah, cakep lah! Cakep menurut lo belum tentu cakep menurut gue!” protes Iel.Rio mengangguk setuju.“Bener tuh, Yel. Kka, Shilla tuh!”Rio menunjuk seorang cewek yang baru saja masuk kelas.Cakka langsung menoleh, lalu menghampiri gadis bernama Shilla itu.
          “Selamat pagi, Shilla.”Ujar Cakka sok cool.Sementara gadis yang disapa hanya menanggapi dengan senyum tipis.

**
Rio terjebak hujan saat hendak menuju rumah Gabriel hari ini.Ia memilih menghentikan motornya di sebuah halte untuk berteduh. Rio duduk sendiri di sebuah bangku panjang sembari menunggu hujan reda.Hal yang sangat membosankan baginya.
Dalam kesendiriannya, Rio melihat seorang gadis yang berjalan di tengah hujan.Gadis itu menari diantara derasnya air hujan.Gadis itu terlihat bahagia, tak seperti dirinya yang tersiksa dengan hadirnya hujan ini.
Emosi Rio tersulut, ia teringat Agni. Dulu Agni sangat senang bila hujan turun.Agni selalu mengajak Rio untuk bermain di luar rumah.Sampai suatu hari, hujan juga lah yang merenggut nyawa adiknya itu.
Rio menghampiri gadis itu dan menyeretnya dengan kasar menuju halte.“Nggak usah main hujan, ntar lo bisa sakit.”Kata Rio dingin.Setelah berkata demikian, Rio pergi dengan motornya.Tak peduli hujan yang membasahi tubuhnya.Ia ingin segera meninggalkan halte dan kembali ke rumahnya.
Gadis itu hanya diam, bingung dengan sikap Rio yang tiba-tiba menyeretnya, lalu meninggalkannya pergi begitu saja.
Rio sampai di rumahnya, badannya basah kuyup karena air hujan.Ia langsung mengganti bajunya, bukan karena hawa dingin yang akan membuatnya masuk angin, tapi karena hujan selalu mengingatkannya pada almarhum Agni.
Rio duduk di balkon kamarnya, ia menelepon Gabriel.
“Hallo, Yel?”
“Hallo, lo dimana, Yo?” jawab Gabriel dari seberang, suaranya membaur dengan suara gemericik air.
“Gue nggak jadi ke rumah lo. Ujannya deres nih! Sorry.” sesal Rio.
“Elaahh!Gimana sih lo, Yo!”
“Udah deh lo nggak usah banyak omong! Mending lo sama Cakka aja deh yang ke rumah gue. Mobil lo di rumah kan?” Tanya Rio.
“Yaudin bentar lagi gue ke sana!” putus Gabriel.Lalu menutup telepon.
**

Rio, Cakka, dan Gabriel baru saja keluar dari kelas mereka. Ternyata di luar hujan.“Ashh hujan!” umpat Rio kesal.“Lo kenapa sih, Yo?Takut amat sama hujan?” Tanya Cakka. “Jangan-jangan lo kalo kena air hujan berubah jadi putri duyung ya, Yo?” timpal Gabriel asal. “Sialan lo pada!Ngaco aja lo!”Rio menoyor pelan kepala kedua sahabatnya itu.
“Gue pulang ntar deh nunggu ujannya reda.Lo balik duluan juga nggak apa-apa!” kata Rio lemah.“Nggak deh! Kasian gue sama lo. Ntar lo ilang lagi.”
Rio, Cakka, dan Gabriel duduk di bangku yang ada di depan kelas mereka sambil bercanda. Beberapa siswa berlalulalang di depan mereka untuk pulang.
“cewek itu?” gumam Rio lirih.
-lagi— Rio mendapati gadis yang kemarin ia temui sedang bermain hujan. Lagi-lagi emosi Rio terpancing.“Yel, pinjem mobil lo!Ntar gue balik ke sini lagi.”Ucap Rio dingin.Gabriel segera memberikan kunci mobilnya pada Rio, dan Rio langsung pergi.
Rio menghampiri gadis itu, menarik tangannya dan membawanya ke mobil Gabriel.Rio memaksanya masuk agar tak kehujanan.Rio juga ikut masuk lewat sisi mobil yang satunya.Rio menghidupkan mesin lalu membawa gadis itu meninggalkan sekolah.
Rio membawa gadis itu ke halte yang kemarin.“Udah gue bilang jangan ujan-ujanan.Ntar lo sakit!” ucap Rio penuh penekanan pada setiap katanya.Dan lagi-lagi, gadis itu hanya diam tak mengerti dengan sikap Rio.
Rio meninggalkannya sendiri di halte dan kembali pergi ke sekolah menemui Gabriel dan Cakka.

“Dari mana lo, Yo?”Tanya Gabriel ketika Rio kembali.“Badan lo basah, Yo.Tapi kok lo nggak jadi duyung?”Cakka menambahi.“Tau deh!Gue mo balik!” sahut Rio, lalu meninggalkan kedua sahabatnya itu. Meninggalkan sekolah dengan motor dan mererobos hujan yang semakin deras.
**
“Itu cowok siapa sih?Apa banget coba nyeret-nyeret gue?!”Gadis itu duduk di bangku panjang di halte. “Kayaknya ujanna bakal lama nih?” katanya lagi, melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 15.00.
“Mending gue pulang aja deh!”

**
Rio berjalan menuju ruang tengah sembari mengeringkan rambutnya yang basah.“Jadi cewek itu satu sekolah sama gue?Tapi kok gue nggak pernah liet dia?” pikir Rio. “Nggak tau kenapa kalo gue liet dia, gue jadi inget sama lo, Ag!” Rio mengambil foto Agni yang diletakkan di buffet. Pandangannya menerawang.
Diluar masih hujan, Rio duduk di sofa sendirian. “Gue suruh Iel sama Cakka kesini aja kali ya..”Rio mengambil handphone dan mencari kontak bernama “Gabriel.” Lalu menakan tombol dial.
“Halo, Yel?”
“Kenapa, Yo?”
“Lo dimana?Ke rumah gue deh!” jawab Rio.
“Youdah bentar lagi gue kesana.Gue masih di tempat Cakka nih!” sahut Gabriel lewat telepon.“Oke!” kata Rio, lalu menutup telepon.
**
“Lagi-lagi hujan! Gimana pulangnya nih?!” umpat Rio kesal. “Trobos aja, Yo!Kena ujan sekali lo nggak bakal sakit ini.” Sahut Gabriel. “Iya, Yo.Takut amat lo ama hujan!” sambar Cakka yang berada di sampingnya.
“Bukan karena itu, tapi .. “
“Cewek itu lagi?!” pikir Rio kesal.“Gue duluan!” kata Rio tiba-tiba dan pergi begitu saja meninggalkan Cakka dan Gabriel yang masih bercanda di koridor.
Rio mendatangi gadis yang sedang bermain hujan di lapangan tanpa payung ataupun jas hujan.Sebagian tubuh gadis itu sudah basah oleh air hujan.Rio langsung menyeret gadis itu dan memboncengkannya dengan motor.
Sampai di halte tempat mereka pertama bertemu, Rio menghentikan motornya dan menurunkan gadis itu.“Udah gue bilang berapa kali sih?!Nggak usah ujan-ujanan, ntar lo sakit!” bentak Rio pada gadis di depannya.
Gadis itu menatap Rio tak heran, “lagian lo siapa sih nglarang-nglarang gue?!Kenal juga enggak!” sahut gadis itu.Mendadak Rio speechless, dipandanginya gadis di depannya itu penuh amarah.
“Ify?” tiba-tiba terdengar sebuah suara.Gadis itu menoleh ke arah suara, “Kak Alvin?” ucap gadis itu. “Gue nggak kenal lo, dan lo nggak usah ngatur-ngatur gue lagi!” bentak Ify pada Rio lalu meninggalkan Rio dan menghampiri orang yang ia panggil Alvin itu.
Rio masih speechlees, ia tak bisa berkata apa-apa. “Jadi namanya Ify?Salah gue juga sih, ngapain juga gue ngatur-ngatur dia.”Rio membatin.“ARGHHH!”

**
Seminggu setelah kejadian itu, Rio mencoba bersikap acuh pada Ify yang masih sering terlihat bermain hujan di lapangan, atau berpapasan bertemu di koridor. Seperti biasa, saat istirahat  Rio, Cakka dan Gabriel sedang duduk di kantin.
“Kayaknya mo ujan nih! Ntar latihan basketnya dimana, Yo?”Tanya Gabriel setelah melihat langit yang mulai gelap.“Ntar nyari lapangan indoor yang kosong aja.”Jawab Rio singkat.Gabriel mengangguk setuju, sementara Cakka terlihat asyik dengan makanannya.
‘Glekkk’
Tiba-tiba Cakka tersedak, “apaan sih lo, Kka?!” ucap Gabriel gusar. “Sorry, Yel. Tuh liet, cewek yang waktu itu gue liet!” Cakka menunjuk beberapa cewek yang sedang berada di pintu kantin.Rio dan Gabriel mengikuti arah pandang Cakka.
“Yang mana, Kka?”Tanya Gabriel antusias.
“Itu yang tengah, pakek pita biru.”Cakka menjelaskan.“Wah iya!Gilaa cakep banget tuh cewek!” seru Gabriel. “Oh itu, itu sih Ify!” sahut Rio, stay cool.
“Hah?! Lo tau dari mana, Yo?
**
Malamini hujan tidak turun, langit terlihat berbintang.Rio, Gabriel dan Cakka sedang berada di kamar Rio. Rio sedang bermain game dengan laptopnya, Gabriel duduk di balkon, dan Cakka bermain gitar.
“Woy, bukannya itu Ify ya?”seru Gabriel tiba-tiba. Cakka yang duduk di kasur langsung melompat menghampiri Gabriel.“Wah iya, mo kemana tuh? Samperin yuk, Yel!”
Cakka dan Gabriel meninggalkan kamar Rio dan turun menghampiri Ify. Rio hanya berpindah posisi untuk melihat apa yang Cakka dan Gabriel lakukan. Ia duduk di balkon kamarnya. Tiba-tiba Rio teringat Agni adiknya.
Dari balkon kamarnya, Rio bisa melihat Cakka dan Gabriel yang tampak berbincang-bincang dengan Ify.Rio hanya tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
**
Rio berjalan sendiri menuju kantin sekolahnya karena Cakka dan Gabriel sudah lebih dulu berada disana. Tak sengaja saat berkoridor, ia berpapasan dengan Ify. Rio menatap Ify tajam, lagi-lagi wajah Ify mengingatkannya pada Agni.
Ify membalas sinis tatapan Rio, sampai-sampai ia tak memperhatikan jalannya. Alhasil Ify menabrak tiang dan membuat tumpukkan kertas yang dibawanya jatuh berhamburan.Ify langsung memungut semua kertas-kertas itu.Rio tak tega juga melihat Ify kesulitan mengumpulkan semua kertas-kertas itu.
Rio berjongkok di depan Ify sambil membantu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan. Tatapan mereka bertemu, tatapan Rio masih tejam.Tapi lama-lama kedua tatapan itu berubah menjadi tatapan lembut yang menenangkan.
“Thanks yaa ..” kata Ify setelah semua kertas itu kembali di tangannya. Rio mengangguk dan tersenyum, lalu meninggalkan Ify.
**
“Tatapan itu mirip punya lo, Ag!”Rio menatap dalam-dalam foto adiknya.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu yang diketuk seseorang, Rio bergegas menghampiri pintu dan membukanya. Ternyata Ify berdiri di depan pintu seraya tersenyum, “Ify?” Rio menyergitkan dahi.“Duduk dulu, Fy!”Rio mempersilahkan Ify duduk.
“Bentar ya” kata Rio tepatnya meminta izin. Lalu ia masuk ke rumahnya untuk meminta Mbak Sum mengantarkan minuman.

Rio dan Ify bercanda di teras rumah Rio, banyak hal yang mereka bicarakan. “Maen yuk, Yo! Bosen duduk mulu!” ajak Ify.Rio mengangguk setuju.Lalu mereka berdua pergi meninggalkan rumah Rio dan berjalan-jalan di sekitar komplek perumahan.
Awan hitam mulai menutupi birunya langit.Rio menatap cemas.Ify menyadari perubahan muka Rio, lalu bertanya. “Kenapa, Yo?” Tanya Ify hati-hati.“Eh, enggak kok!” terang Rio bohong.Ify hanya membulatkan bibirnya tanpa bersuara.Kemudian mereka melanjutkan jalan-jalannya.
Tiba-tiba hujan mulai turun membasahi bumi.Ify terlihat girang dengan kehadiran hujan, tapi Rio?Wajahnya dingin, tangannya mengeras. “Gue balik dulu ya, Fy!” kata Rio hendak pergi. Tapi dengan cepat Ify memegang tangan Rio.
“Hujan nggak seburuk yang kamu kira, Yo!” ucap Ify lembut, suaranya samar diantara suara hujan. Rio menatap Ify tak mengerti.“Ikut aku!”
Ify mengajak Rio ke sebuah taman, “hujannya nggak deras kok. Paling bentar lagi juga reda.” Kata Ify, Rio masih belum mengerti.
Benar saja! Tak lama kemudian hujan mulai berhenti, langit terlihat cerah kembali dan matahari sepertinya juga hendak menampakkan sinarnya kembali. “Kamu tau kenapa aku suka banget sama hujan?” Tanya Ify.Rio menggeleng.
“Kamu lihat itu!”Ify menengadah, tangannya menunjuk langit.Rio mengikuti arah pandang Ify.Rio melihat beberapa warna terlukis disana.“Rainbow?” seru Rio.
“Iya! Aku suka hujan karena setelah itu akan ada rainbow. Indah kan, Yo?”
Tanpa sadar Rio mengangguk menyetujui pernyataan Ify.“Mulai sekarang, kamu nggak boleh takut lagi sama hujan, Yo! Karena hujan itu anugrah, Yo! Kamu harus tau itu.”
Rio menatap Ify dalam-dalam, “makasih Fy, kamu udah nyembuhin aku dari trauma itu.” Batin Rio tersenyum.
**
Hy, Ag! Apa kabar? : )
Kenalin Ag. Dia Ify pacar gue, cantik kan? Hahaa
Oiya, Ag! Lo masih suka sama hujan? Lo emang bener, hujan itu indah! Ify nyadarin gue tentang itu.Gue janji, Ag. Gue bakal jagain Ify, gue nggak akan biarin dia pergi dari sisi gue. Dan kita bakal liet rainbow bareng-bareng, lo ikut juga ya? Hehee
Love you :*

Your brother